Jumat, 06 April 2012

www.psb-psma.org

PEMBELAJARAN TEMATIK (TERPADU)


KURIKULUM TEMATIK (TERPADU)
Pendekatan pembelajaran yang ditekankan pada kurikulum 2004 untuk kelas I dan II SD
adalah pendekatan tematik. Menurut Siskandar (2003) bagi guru SD kelas rendah (kelas 1 dan 2
yang siswanya masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang
secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan
cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I dan II menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan
sangat kontekstual dengan dunia anak – anak.
Berdasarkan hal di atas maka agar lebih memahami tentang pembelajaran dengan
pendekataan tematik perlu kiranya diuraikan hal- hal yang berkaitan dengan teori mengenai
pembelajaran terpadu.
A. Arti Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna
disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika
dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa aktif terlibat dalam
proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Hal ini sesuai dengan panduan KBK
Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar siswa menempati posisi
penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu guru dituntut harus mampu
merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Setiap siswa
memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini
diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu pengalaman
belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan
untuk berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas
dibanding hanya sekedar keterampilan.

B.
1.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena
pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa
dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu
pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata
didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep
lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal
ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan
perolehan
3.
belajarnya
pada
pemecahan
masalah-masalah
yang
nyata
dalam
kehidupannya.
Belajar melalui pengalaman langsung.
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada
konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan
kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai
dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya.
Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke
arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan
informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4.
Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan
terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai
dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5.
Sarat dengan muatan keterkaitan.
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang
yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena

pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif
dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
C.
Tujuan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi
menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan.
menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,
serta menghargai pendapat orang lain.
meningkatkan gairah dalam belajar.
memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Kemanfaatan Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa manfaat menggunakan pembelajaran terpadu.
1. Banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan
konsep dengan yang dipelajari siswa.
2. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang
dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.
3. Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan
antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang
sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.
4. Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis
untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
5. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan
jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.
6. Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.
E.
Model-model Pembelajaran Terpadu
Menurut Fogarty (1991) bila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep,
keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model

pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan pada
kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.
1. Model Hubungan/Model Terkait (Connected model)
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit didalam
suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang
lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke
keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar
untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah
karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus menerus.
Contoh.
Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan
konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, bunga.
2. Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model)
Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan pende-
katan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan
dapat dipilih antara guru dengan siswa atau sesama guru.
Setelah tema disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan
sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan antar
mata pelajaran.
Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi siswa adalah diperolehnya
pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.
Contoh.
Siswa dan guru menentukan tema misal air. Maka guru-guru mata pelajaran dapat
mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema, misal siklus air, kincir air, air waduk,
air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran-mata pelajaran
matematika, IPA, IPS, Bahasa.
3. Model Terpadu (Integrated model)
Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan
antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara
menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan

menetapkan
prioritas
dari
kurikulum
dan
menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di
dalam beberapa mata pelajaran.
Pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang
diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misal: matematika, IPS, IPA,
dan bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang
memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.
Keuntungan dari model ini adalah siswa mudah menghubungkan dan mengaitkan materi
dari beberapa mata pelajaran.
F. Strategi Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu memadukan siswa dan
memadukan materi-materi dari mata pelajaran-mata pelajaran.
1. Integrasi melalui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi 1 kelas, sehingga 1 kegiatan pembelajaran
diikuti oleh lebih dari satu tingkat usia siswa. Misalnya siswa kelas 1 dan 2 SD diajar
matematika bersama-sama. Cara ini tentu memerlukan keahlian guru untuk memberikan
tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari mulai yang mudah menuju ke tingkat
yang lebih sulit. Siswa kelas 1 dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih
pengetahuannya, sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan
pengetahuannya kepada siswa yang lebih muda.
2. Integrasi materi atau mata pelajaran
Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan
pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran
misal: matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia. Cara ini biasanya dilakukan dengan
memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang disebut tematik
unit. Tematik unit merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema dasar.
Sedangkan tema dasar merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa
berdasarkan kajian keseharian yang dialami siswa dengan penyesuaian dari materi-
materi yang ada pada kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan
menjadi banyak tema yang disebut unit tema (sub tema).
G.
   Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
      Pada dasarnya ada 2 tahap yang harus dilalui dalam prosedur pembelajaran terpadu
yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan evaluasi.

1. Tahap perencanaan pembelajaran terpadu
Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah rangkaian rencana yang memuat isi dan
kegiatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, yang akan digunakan
sebagai pedoman bagi guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam
pembelajaran terpadu perencanaan yang harus dilakukan seorang guru adalah sebagai
berikut.
a. Pemilihan tema dan unit-unit tema
   Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang
studi dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan musyawarah
siswa menentukan unit temanya. Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh guru
dengan mengacu pada tujuan dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap mata
pelajaran yang terdapat pada kurikulum. Tema dapat juga dipilih berdasarkan
pertimbangan lain yaitu: tema yang dipilih merupakan konsensus antar siswa, misal
dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat, isu-isu yang sedang beredar di masyarakat
dengan mengingat ketersediaan sarana dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
1) Tema dasar–unit tema
   Tema dapat muncul dari siswa, kemudian guru yang mengorganisir atau guru
   melontarkan tema dasar, kemudian siswa mengembangkan unit temanya.
2) Curah pendapat
   Curah pendapat ini bermanfaat untuk memunculkan tema dasar kemudian
dikembangkan menjadi unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih maka
akan terbentuk jaring-jaring.
      Menurut Herawati (1998) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
dalam penentuan tema yaitu:
(1) penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai materi di dalam satu
    maupun beberapa mata pelajaran.
(2) tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu
    dalam materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman
    belajar oleh para siswa.
(3) tema disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa SD sehingga asas
    perkembangan berpikir anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
(4) tema harus bersifat cukup problematik atau populer sehingga membuka
   kemungkinan luas untuk melaksanakan pembelajaran yang beragam yang
   mengandung substantif yang lebih luas apabila dibandingkan dengan
   pembelajaran yang biasa.
Beberapa prosedur pemilihan/penentuan tema menurut Herawati (1998) adalah
sebagai berikut.

(1) Model ke 1. Pada model ini tema sudah ditentukan atau dipilih oleh guru
    berdasar pada GBPP beberapa mata pelajaran yang kemudian dapat
    dikembangkan menjadi sub-sub tema atau unit tema.
(2) Model ke 2. Pada model ini tema ditentukan bersama antara guru dengan siswa.
Meskipun demikian tema tidak boleh lepas dari materi yang akan dipelajari.
     (3) Model ke 3. Pada model ini tema ditentukan oleh siswa dengan bimbingan
         guru.
b. Langkah perencanaan aktivitas
Langkah perencanaan aktivitas di sini meliputi: pemilihan sumber, pemilihan aktivitas
dan perencanaan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran terpadu meliputi berikut ini.
1) Jenis evaluasi yaitu evaluasi otentik.
2) Sasaran evaluasi berupa proses dan hasil belajar siswa.
3) Aspek yang dievaluasi
   Keseluruhan aspek kepribadian siswa dievaluasi yaitu meliputi kognitif, afektif dan
   psikomotor.
4) Teknik-teknik evaluasi yang digunakan meliputi:
   a) observasi (mengamati perilaku hasil belajar siswa) dengan menggunakan daftar
   cek, skala penilaian, catatan anekdot.
b) wawancara guru dan siswa dengan menggunakan pedoman wawancara.
c) evaluasi siswa
d) jurnal siswa
     e) portofolio
     f) tes prestasi belajar (baku atau buatan guru)
c. Kontrak belajar
Kontrak belajar ini akan memberikan arah dan isi aktivitas siswa dan merupakan suatu
      kesepakatan antara guru dan siswa.
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran terpadu dan evaluasi
   Pada tahap pelaksanaan ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini.
   a. Aktivitas siswa
   Aktivitas dapat berupa: pengumpulan informasi baik kelompok maupun individual,
   membaca sumber, wawancara dengan nara sumber, pengamatan lapangan, eksperimen,
   pengolahan informasi, dan penyusunan laporan.
b. Kulminasi (sharing) dalam bentuk penilaian proses (merupakan dampak pembelajaran,
dampak pengiring, prosedur formal dan informal terutama untuk memperoleh balikan)
yaitu penyajian laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja, pameran, evaluasi.

CONTOH TERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK
UNTUK KELAS III SD
Telah disampaikan pada bab II bahwa ada 3 model pembelajaran terpadu yang telah
dikenal oleh guru SD melalui peningkatan jenjang program D-II yang telah diikuti oleh sebagian
besar guru SD. Tiga model tersebut adalah: (1) model hubungan/terkait (connected model);
(2) model jaring laba-laba/terjala (webbed model); dan (3) model keterpaduan (integrated
model). Pada kesempatan penulisan kali ini akan diberikan contoh terapan 2 model pembelajaran
yaitu model terkait dan model jaring laba-laba.
H. Model Hubungan/Terkait (Connected Model)
Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan cara
menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu
keterampilan ke keterampilan yang lain tetapi masih dalam 1 mata pelajaran. Menurut
Hadisubroto (1998) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model
terkait. Pada pembelajaran model ini konsep, keterampilan atau kemampuan yang
ditumbuhkembangkan di dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dikaitkan
dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan
lain dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang terjadi dapat diadakan secara spontan
atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian kaitan pengalaman belajar yang
bermakna ini akan menjadikan pembelajaran lebih tersambung dan efektif.
Berikut ini akan disajikan contoh terapan model terkait untuk mata pelajaran matematika di
SD.
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini guru perlu mencermati isi/materi pokok yang ada pada
GBPP suatu mata pelajaran untuk menentukan keterkaitan antar materi/sub materi dalam
satu tingkat kelas. Dengan mencermati materi/sub materi tersebut maka guru akan dapat
menentukan atau menawarkan beberapa tema dasar kepada siswa yang akan diangkat
dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk memberikan
masukan usulan dengan cara curah pendapat sub-sub tema yang akan dipilih dalam
pembelajaran dan guru mengarahkannya. Bila tidak memungkinkan untuk diadakannya
curah pendapat karena keterbatasan kemampuan siswa, maka guru dapat langsung
menentukan tema/sub tema yang disesuaikan dengan materi/sub materi yang ada pada
GBPP suatu mata pelajaran.
Contoh.
Pada draf final GBPP matematika SD kurikulum 2004 untuk kelas III tercantum
beberapa materi inti sebagai berikut.
(1) Materi pokok: pengukuran
a. Hasil belajar yang diharapkan
- menentukan hubungan antar satuan
b. Sub materi
- menentukan hubungan antar satuan berat: kg, ons, dan gram
- menggunakan satuan berat kg, ons, dan gram dalam masalah sehari-hari.
(2) Materi pokok: operasi hitung bilangan
a. Hasil belajar yang diharapkan
- memecahkan masalah yang melibatkan uang
b. Sub materi
- mengenal berbagai nilai mata uang
- jual beli kebutuhan sehari-hari
(3) Materi pokok: operasi hitung bilangan
a. Hasil belajar yang diharapkan
- melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
b. Sub materi
- mengenal bilangan sampai ribuan
10

- operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
Dari ketiga materi pokok/sub materi yang ada tersebut maka guru dapat
menentukan tema pembelajaran yang akan dilaksanakan. Misalkan tema yang diambil
adalah belanja. Dalam hal ini guru perlu menyusun dan merencanakan pembelajaran
yang mengaitkan belanja dengan materi pokok/sub materi pokok yang ada di atas.
Dengan demikian alternatif bagan dari tema dan sub tema yang diambil dapat disajikan
sebagai berikut.
Uang
Belanja
Barang
Kalkulasi Harga
Rincian bagan di atas sesuai dengan materi yang ada pada GBPP adalah sebagai berikut.
    Uang
mengenal berbagai
nilai mata uang
pemanfaatan dalam
jual beli
Barang dalam pengukuran
• menentukan hubungan
    antar satuan berat kg dan
    ons
• menggunakan satuan
    berat kg dan ons
Belanja
  Bilangan untuk kalkulasi harga
• mengenal bilangan sampai dengan ribuan
• operasi hitung penjumlahan dan
  pengurangan
Aktifitas yang akan dilaksanakan dapat direncanakan menjadi beberapa kali
pertemuan yang meliputi 4 kegiatan. Dalam satu kegiatan dapat dilaksanakan beberapa
kali pertemuan tergantung kepadatan dan ketuntasan dari materi yang ingin dicapai.
Pada setiap kegiatan guru dapat melaksanakan penilaian baik proses maupun akhir
kegiatan. Sebagai contoh dapat direncanakan sebagai berikut.
11

(1) Kegiatan 1
Dalam kegiatan ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan suatu
bilangan yang meliputi ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan. Media yang harus
disediakan antara lain kertas atau kayu yang berbentuk kubus untuk mewakili ribuan,
petak 10 × 10 mewakili ratusan, karton petak 10 mewakili puluhan, dan petak satuan.
Atau dapat pula menggunakan lidi atau sedotan yang diikat.
satuan
ribuan
bentuk kubus
ratusan
puluhan
Sedangkan untuk mengenalkan nilai tempat dapat menggunakan kantong nilai
                    ratusanpuluhansatuanribuan
tempat dan sedotan.
Kantong nilai tempat
tempat
ribuan
tempat
ratusan
 tempat
puluhan
tempat
satuan
Bilangan tersebut adalah 1301 atau seribu tiga ratus satu.
Contoh kartu bilangan yang digunakan untuk melatih keterampilan siswa dalam
menentukan pembacaan dan penulisan suatu bilangan.
kartu bilangan
4005
lima ribu lima
ratus empat
Setelah siswa terampil membaca dan menuliskan bilangan sampai dengan ribuan
maka dilanjutkan dengan menjumlah dan mengurangkan bilangan hanya terbatas
cara membacanya empat ribu lima.
cara menulis 5504.
12

ribuan dan ratusan saja. Contoh 3.000 + 2.000 = 5.000; 2.500 + 2.500 = 5.000;
5.000 – 2.000 = 3.000; 5.000 – 1.500 = 3.500.
(2) Kegiatan 2
Pada pembelajaran kegiatan 2 ini guru mengenalkan nilai berbagai mata uang;
misal: lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan serta manfaat dari uang antara
lain untuk jual beli. Media yang harus disiapkan ialah uang-uangan atau model
peraga mata uang yang nilainya lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan.
Pada tahap ini dikenalkan pula nilai tukar mata uang. Contoh: 1 lembar lima
ribuan ditukar menjadi 5 lembar ribuan, 1 lembar ribuan ditukar menjadi 2 lembar/ 2
keping lima ratusan dan seterusnya.
5 lembar uang ribuan
atau 5 keping uang ribuan
13

(3) Kegiatan 3
Pada kegiatan 3 ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan
pengukuran berat yang berkaitan dengan cara menimbang, menimbang barang-
barang yang beratnya 1 kg, 2 kg, 1 ons, 2 ons, 5 ons atau
1
  kg. Barang-barang yang
2
ditimbang merupakan barang-barang yang dijumpai siswa dalam keseharian antara
lain: gula, beras, terigu, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.
Tahap selanjutnya guru mengaitkan hubungan antar satuan yaitu 1 kg = 10 ons,
2 kg = 20 ons, 5 ons disebut
1
  kg dan seterusnya. Guru dapat pula memberi tugas
2
kepada siswa untuk melakukan penjumlahan dari barang-barang yang ditimbang
misal: 1 kg beras ditambah 2 kg beras atau 1 kg + 2 kg = 3 kg, 3 ons gula dan 4 ons
gula atau 3 ons + 4 ons = 7 ons dan seterusnya.
2. Tahap pelaksanaan
Untuk contoh tahap pelaksanaan pada penulisan ini hanya akan dibahas mengenai
kegiatan 4 saja yaitu kegiatan yang merupakan gabungan dari pengetahuan dan
keterampilan pada kegiatan 1 sampai dengan 3 pada tahap perencanaan yang dibahas di
atas.
a. Materi prasyarat
Materi prasyarat dalam pembelajaran kegiatan 4 ini meliputi materi-materi
yang telah dikenal siswa pada kegiatan 1 sampai dengan 3.
-
-
-
pengukuran berat kg dan ons; hubungan antar satuan berat yaitu 1 kg = 10 ons
mengenal nilai mata uang lima ribuan, ribuan, lima ratusan, ratusan
terampil operasi penjumlahan dan pengurangan untuk ribuan dan ratusan
b. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi:
-
-
timbangan
barang-barang yang dapat ditimbang misal beras, kacang hijau, gula, kedelai.
Dalam hal ini penjual dapat menyiapkan untuk menimbang barang-barang
terlebih dulu sebelum pembeli datang. Misal gula disiapkan dalam kantong-
kantong yang beratnya
1
  kilogram,
4
1
  kilogram, 1 kilogram. Atau bila
2
14

dikehendaki dapat pula saat transaksi itu baru dilaksanakan pengukuran, agar
pembeli juga ikut menyaksikan proses penimbangan
-
uang-uangan atau model peraga mata uang yang terdiri dari lima ribuan, ribuan,
lima ratusan, ratusan.
c. Metode/strategi
Dalam pembelajaran terpadu diperlukan metode yang bervariasi atau multi
metode. Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kebermaknaan
pengalaman belajar bagi siswa sehingga tercipta kesempatan memperoleh hasil
belajar yang bervariasi. Pendekatan yang selama ini digunakan oleh guru yaitu
pendekatan yang menekankan pada ceramah atau transfer ilmu, sudah harus
dilengkapi dengan pendekatan-pendekatan lain yang beragam, menarik dan
menyenangkan atau pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan).
d. Skenario KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Dalam pembelajaran dengan tema belanja ini, skenario yang paling cocok
adalah bermain peran. Dengan bermain peran siswa seakan-akan bermain, tetapi
sebetulnya siswa juga berpikir dan bertindak, yaitu siswa melakukan penimbangan,
penghitungan barang dan uang, berkomunikasi dengan orang lain, terampil menjadi
pembeli dan penjual.
Alternatif jalannya pembelajaran dapat disampaikan sebagai berikut.
(1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri
dari 4 sampai dengan 5 orang. Pembagian tugas setiap kelompok diatur sebagai
berikut. Tiga orang sebagai pembeli, 1 orang sebagai penjual, dan 1 orang
sebagai pengamat. Tugas pengamat adalah mengamati proses terjadinya jual beli
barang-barang, penghitungan barang yang dibeli, penghitungan harga,
pembayaran dan pengembalian. Mengingat tugas pengamat yang begitu penting,
maka siswa yang ditunjuk sebagai pengamat ini harus mempunyai kelebihan
pengetahuan dan keterampilan dibanding teman yang lain. Siswa yang bertugas
sebagai penjual dan pembeli dapat bergantian dalam proses jual beli pada 1
periode yang telah ditentukan sampai selesai.
(2) Setiap siswa yang bertugas sebagai pembeli diberi sejumlah uang yang telah
ditentukan misal Rp 5.000,00 untuk dibelikan sejumlah barang yang mereka
inginkan, dan diharapkan uang yang dipunyai tidak dihabiskan atau masih ada
uang kembali. Penjual juga diberi modal berupa barang-barang yang dijual dan
mata uang yang bernilai kecil sebagai uang kembalian.
(3) Bila transaksi periode 1 telah selesai maka dapat dilanjutkan ke periode 2,
dengan cara mengganti peran petugas penjual menjadi pembeli.
15

Sedangkan salah satu pembeli berganti peran menjadi penjual. Kegiatan ini
diteruskan sehingga masing-masing siswa pernah bertugas sebagai pembeli
maupun penjual.
e. Penilaian
Dalam pembelajaran ini guru bekerja bersama-sama dengan pengamat untuk
membantu individu maupun kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Guru secara
terus menerus melakukan pengamatan dan penilaian baik secara individu maupun
kelompok. Aspek-aspek penilaian dapat berupa: (1) partisipasi masing-masing siswa
dalam kerja kelompok, (2) kekompakan kelompok, (3) produktivitas kelompok, (4)
toleransi dan sikap, (5) penggunaan bahasa dalam komunikasi, (6) keterampilan
menimbang dan menghitung uang. Teknik yang digunakan dalam menarik
kesimpulan penilaian dapat beragam misalnya melalui: daftar check, pengamatan,
penyajian laporan secara individu dari pengalaman siswa saat menjadi pembeli
maupun penjual, maupun tes tertulis setelah proses pembelajaran selesai. Misal:
operasi penjumlahan atau pengurangan bilangan, uang dan satuan berat, hubungan
antar satuan berat.
I.
Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed Model)
Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema
yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran. Sehingga siswa memperoleh
pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda.
Menurut Tisno (1998) dalam pembelajaran terpadu model terkait, pelajaran dimulai dari
suatu tema. Tema diramu dari pokok-pokok bahasan atau sub-sub pokok bahasan dari
beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep, keterampilan, atau kemampuan
yang ingin dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan kondisi kelas/sekolah/guru dan
lingkungan. Keuntungan dari model ini antara lain siswa mempunyai motivasi tinggi karena
pelajaran melalui tema ini akan memudahkan siswa dalam melihat bagaimana berbagai
kegiatan dan gagasan dapat saling terkait tanpa harus melihat batas-batas pemisah beberapa
mata pelajaran.
1. Tahap perencanaan.
Pada contoh model terjala ini ditentukan guru yang memilihkan tema dengan cara
melihat keterkaitan materi-materi yang ada pada draf GBPP kurikulum 2004 untuk
beberapa mata pelajaran pada kelas III SD. Dari hasil telaah GBPP tersebut, maka dapat
disampaikan beberapa materi/sub materi yang saling terkait yaitu uang.
• IPS
Uang
16

- uang yang beredar di masyarakat
- kegunaan uang
- contoh cara mengelola uang yang baik
- manfaat mengelola uang dengan baik
• Matematika
Uang
- mengenal berbagai nilai mata uang rupiah
- menentukan kesetaraan nilai tukar mata uang dengan berbagai satuan uang lainnya
• Bahasa Indonesia
Berbicara
- cerita tentang pengalaman yang lucu, menarik, atau mengesankan yang berkaitan
dengan kegiatan sehari-hari
Menulis
- cerita tentang kegiatan sehari-hari mengenai pengalaman atau kejadian yang
terjadi di lingkungan
• Sains
Benda dan kegunaannya
- contoh benda-benda yang banyak digunakan untuk tujuan tertentu misal: kayu,
plastik, kertas, logam
Dari keempat mata pelajaran tersebut disampaikan dalam bentuk bagan sebagai
berikut.
Matematika
IPS
Uang
Sains
 Bahasa
Indonesia
Alternatif penjabaran antara tema dengan mata pelajaran tersebut adalah sebagai
berikut.
• Mengenal
• Nilai tukar
Matematika
17
• Spesifikasi: macam, bentuk dan
  warna
• Kegunaan
• Pengelolaan

Dari bagan di atas guru dapat menjabarkan dalam alternatif rancangan pembelajaran
terpadu dengan tema uang. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam kegiatan
pembelajaran tersebut meliputi:
(a) kompetensi yang ingin dicapai untuk siswa
(b) susunan materi
(c) media
(d) strategi
(e) penilaian
Uraian dari kelima komponen di atas adalah sebagai berikut.
(a) Kompetensi dasar yang ingin dicapai antara lain:
• siswa dapat menyebutkan tentang manfaat atau kegunaan dari uang
• siswa dapat menyebutkan bentuk dan bahan pembuatan uang
• siswa dapat menyebutkan satuan nilai mata uang yang beredar di Indonesia
• siswa dapat menyebutkan paling sedikit 5 nama mata uang asing yang beredar
di beberapa negara
• siswa dapat menyebutkan badan penyimpan uang dan nama atau jenis
penyimpanannya
• siswa dapat menentukan nilai tukar mata uang
18

• siswa dapat menyusun suatu karangan tentang pemanfaatan uang yang
diketahui siswa dalam keseharian.
(b) Susunan materi
Alternatif materi-materi yang dapat disampaikan tersusun sebagai berikut.
• Sejarah dan manfaat atau kegunaan uang
Pada kehidupan manusia primitif uang belum mereka kenal. Kehidupan
mereka berpindah-pindah dari tempat yang satu ketempat lain untuk dapat
menunjang kehidupannya. Karena itu sering terjadi perebutan dan perampasan
antar kelompok atau suku untuk berebut daerah subur. Akal dan budaya belum
maju, sehingga pola menukar untuk memenuhi kebutuhan tidak mereka kenal.
Setelah peradaban lebih maju maka barang kebutuhan yang tidak mereka
hasilkan sendiri diperoleh dengan cara tukar menukar (barter), misal menukar
hasil buruan dengan makanan. Pada perkembangan berikutnya diciptakan alat
tukar yang disetujui semua pihak, misal perak, emas. Selanjutnya karena
membawa sejumlah logam dalam jumlah banyak dirasakan berat maka
mulailah orang memikirkan membuat suatu alat tukar dari logam yang lebih
praktis dengan bentuk, ukuran, dan gambar-gambar tertentu. Alat-alat tukar
inilah yang merupakan cikal bakal dari uang logam yang ada sekarang ini.
Menurut Abdullah (2000) uang adalah suatu benda/alat dengan satuan
hitung tertentu yang dapat digunakan menjadi alat pembayaran yang sah dalam
berbagai transaksi pada wilayah tertentu.
• Bentuk dan bahan pembuatan uang
Mata uang yang beredar berbentuk persegipanjang dan bulat dengan bahan
pembuatan yang berbeda yaitu:
(1) uang kertas berbentuk persegipanjang terbuat dari kertas
(2) uang logam berbentuk bulat pipih
bergelombang atau rata
(3) uang plastik berbentuk persegipanjang yang terbuat dari plastik
• Satuan nilai uang yang beredar di Indonesia dan asing.
Satuan nilai (moneter) yang beredar dan berlaku di Indonesia ialah rupiah
dengan pecahan mata uang 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500
rupiah, 1000 rupiah, 10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah dan 100.000
rupiah. Mulai pecahan 25 rupiah sampai dengan 50.000 rupiah baik yang kertas
maupun logam dicetak oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang
Republik Indonesia) di Jakarta, sedangkan pecahan uang 100.000 rupiah yang
19
dengan pinggiran bergerigi,

terbuat dari bahan plastik dicetak di Australia. Semua uang yang beredar di
masyarakat dicetak atas pesanan Bank Indonesia (Bank Sentral).
Contoh.
Bila kita perhatikan uang kertas yang beredar di Indonesia antara gambar
utama muka dan belakang memiliki hubungan dari segi tema. Misal uang 1.000
rupiah yang bergambar Pattimura pada bagian depan, maka pada bagian
belakang bergambar pulau Maitara dan Tidore di Maluku, karena Pattimura
berasal dari Maluku.
Untuk mengamankan uang kertas yang dibuat (agar tidak mudah
dipalsukan), maka ditanamlah benang pengaman dan tanda air. Benang
pengaman letaknya membujur seperti garis lurus yang ditanam dalam kertas
uang pada saat pembuatan kertas uang. Tanda air adalah gambar transparan
yang biasanya diletakkan di sebelah kanan gambar muka uang. Gambar tanda
air akan terlihat jelas bila orang menerawangkan uang ke arah cahaya lampu
atau sinar.
Satuan nilai mata uang yang beredar dibeberapa negara dapat dicontohkan
untuk negara-negara berikut.
         Negara
Malaysia
Singapura
Filipina
Jepang
Thailand
Arab Saudi
  Nama Satuan nilai
Ringgit
Dollar Singapura
Peso
Yen
Baht
Real
20

Inggris
USA
Belanda
Jerman
Kuwait
India
Australia
China
Perancis
Italia
Poundsterling
Dollar Amerika
Gulden
Mark
Dinar
Rupe
Dollar Australia
Yuan
Franc
Lira
• Nilai tukar mata uang di Indonesia.
Nilai tukar mata uang dapat dikenalkan setelah siswa mempelajari tentang
nilai mata uang yang ada.
Contoh.
atau
• Badan pengelola uang dan bentuk penyimpanannya.
Badan yang mengelola uang masyarakat disebut Bank, baik bank Negara
maupun Bank Swasta. Bank Negara meliputi BNI, Bank Mandiri, BRI.
Sedangkan Bank Swasta antara lain BCA, BII. Baik Bank Swasta maupun
Bank Negara di bawah kendali Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Ada
beberapa contoh penyimpanan uang masyarakat yang dikelola oleh bank yaitu
berbentuk tabungan misal tabungan biasa, deposito (tabungan berjangka),
tabungan perumahan, tabungan haji, dan lain-lain.
(c) Media
Media yang dapat disiapkan untuk kegiatan pembelajaran terpadu ini adalah
sebagai berikut.
• Pecahan mata uang asli dan uang mainan atau model peraga mata uang
25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500 rupiah, 1.000 rupiah, 5.000
rupiah, 10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah, 100.000 rupiah.
• Kartu yang menggambarkan/mencantumkan nilai uang, baik yang berbentuk
persegipanjang maupun lingkaran.
• Uang-uangan menggambarkan mata uang asing.
(d) Metode/strategi
21

Dalam pembelajaran terpadu ini diperlukan metode yang bervariasi atau multi
metode. Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kebermaknaan
pengalaman belajar bagi siswa sehingga tercipta kesempatan memperoleh hasil
belajar yang maksimal. Pendekatan PAKEM diharapkan benar-benar diterapkan
dalam pembelajaran terpadu ini.
(e) Penilaian
Penilaian yang paling cocok dalam pembelajaran terpadu ini meliputi; tes,
penilaian proses dalam kelompok, hasil lomba antar kelompok, dan hasil
karangan siswa.
2. Tahap pelaksanaan.
Untuk tahap pelaksanaan akan dicontohkan secara singkat mengenai alternatif
kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan
tergantung pada kesiapan dan kondisi dari sekolah. Pada contoh ini pembelajaran
dilaksanakan dalam 4 bagian kegiatan.
a. Kegiatan ke-1 (1 kali pertemuan)
Pembahasan pada kegiatan 1 ini meliputi materi-materi tentang: sejarah dan
manfaat dari uang; nama satuan nilai uang yang beredar di Indonesia dan negara
tetangga. Pembelajaran yang dilaksanakan bersifat klasikal dengan contoh-contoh
keseharian dari manfaat uang yang dikenal siswa. Secara aktif siswa dapat dilibatkan
untuk menceritakan tentang kegunaan dari uang yang mereka miliki dalam
keseharian. Siswa juga dapat memperlihatkan uang saku atau uang yang mereka bawa
dan mengatakannya pengelolaan/pemanfaatan dari uang saku tersebut.
Selanjutnya guru dapat merangkum dan melengkapi cerita-cerita yang
disampaikan siswa dan menyampaikan kembali dalam bentuk urutan materi ajar yang
memang telah disiapkan untuk disampaikan sesuai dengan perencanaan yang ada.
Penilaian pada kegiatan 1 ini berbentuk penilaian proses, yaitu saat siswa bercerita
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
b. Kegiatan ke-2 (2 kali pertemuan)
Kegiatan belajar mengajar pada bagian 2 ini membahas tentang pecahan mata
uang yang beredar di Indonesia dan nilai tukar mata uang. Dengan menggunakan
media uang yang sesungguhnya guru memberi tugas kepada siswa secara
berkelompok untuk mengamati ciri-ciri uang yang beredar, yaitu mengenai bentuk,
22

bahan, gambar, tulisan-tulisan yang ada, benang pengaman pada uang kertas maupun
gambar tanda air yang ada. Siswa melaporkan hasil pengamatannya melalui wakil
dari kelompoknya dapat secara lisan maupun tertulis. Guru dapat melengkapi hasil
laporan kelompok tersebut dalam bentuk uraian materi secara urut dan lengkap.
Pembahasan dilanjutkan dengan mengenalkan nilai tukar mata uang dalam
bentuk kegiatan klasikal yang melibatkan siswa secara aktif. Guru dapat menunjuk
beberapa siswa yang telah mampu melakukan penukaran pecahan mata uang yang
satu ke yang lain, untuk disampaikan atau dicontohkannya kepada temannya. Dengan
menggunakan media uang-uangan guru mengulang dan melengkapi contoh-contoh
yang disampaikan oleh siswa.
Untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam menentukan nilai tukar
mata uang, maka pada pertemuan berikutnya guru dapat melakukan lomba antar
kelompok dengan media uang-uangan dari kertas. Setiap kelompok mendapat
beberapa pecahan mata uang yang telah ditentukan. Dengan menyebut nilai mata
uang yang dipegangnya, guru menyuruh kelompok siswa mencari nilai tukar mata
uangnya. Sehingga dapat terjadi antar kelompok menyatakan jawaban yang berbeda.
Contoh.
Untuk mata uang 5.000 rupiah dapat ditukar dengan beberapa pecahan mata uang
yang berbeda.
Kelompok 1 menjawab 5 lembar uang kertas 1.000 rupiahan.
Kelompok 2 menjawab 5 keping uang logam 1.000 rupiahan.
Kelompok 3 menjawab 10 keping uang logam 500 rupiahan.
Kelompok 4 menjawab 10 lembar uang kertas 500 rupiahan dan sebagainya.
Jawaban dari kelompok 1.
1.000
1.000
5.000
kartu 5.000
1.000
1.000
Jawaban dari kelompok 3.
5.000
500 23 500
500
500
500

500
500
500
500
500
Penilaian pada kegiatan 2 ini dapat dilakukan saat proses pembelajaran maupun
kegiatan lomba secara kelompok.
c. Kegiatan ke-3 (2 kali pertemuan)
Pembahasan pada kegiatan 3 ini meliputi materi tentang lembaga atau badan
usaha yang mengelola uang baik milik negara maupun Swasta di antaranya Bank.
Dengan strategi tanya jawab guru dapat melibatkan siswa secara aktif untuk
membahas materi tentang tugas dan kewenangan dari Bank yang berhubungan
dengan penerbitan uang dan pengelolaan uang yaitu tabungan. Dengan menggunakan
metode tanya jawab guru membahas tentang penerbitan uang yang dilakukan oleh
PERURI atas pesanan Bank Indonesia (Bank Sentral). Guru juga menerangkan
tentang gerakan menabung bagi siswa yang mempunyai uang dan cara-cara
menabung di Bank. Guru menyiapkan siswa dalam kegiatan berikutnya yaitu
mengunjungi Bank terdekat dalam kegiatan praktek menabung dan menukar mata
uang serta poin-poin penting dalam pembuatan laporan individual setelah selesai
kunjungan.
Pada pertemuan berikutnya guru mengajak siswa untuk praktek menabung di
Bank yang terdekat. Bila keadaan memungkinkan setiap siswa dapat menabung atas
nama diri sendiri, atau atas nama kelas bila uang yang ditabung merupakan iuran dari
siswa. Guru dapat meminta petugas Bank untuk melayani dan menerangkan tata cara
menabung dan tugas Bank yang lain yaitu tempat penukaran mata uang, baik mata
uang rupiah maupun mata uang asing. Guru memberikan bimbingan pembuatan
laporan kunjungan. Penilaian pada kegiatan ini adalah penilaian proses dan hasil
laporan.
d. Kegiatan ke-4 (1 kali pertemuan)
Pada kegiatan 4 ini guru menugaskan beberapa siswa menyampaikan laporan
kunjungannya. Guru memilih hasil laporan beberapa siswa yang menemuhi kriteria
baik, untuk ditempelkan pada papan tempel.
24

BAB IV
CONTOH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK UNTUK KELAS II SD
Pada tahap ini guru perlu mencermati isi/materi pokok dan kompetensi dasar untuk
beberapa mata pelajaran dalam kelas dan semester sama yang pembelajarannya akan
dipadukan misal matematika dan bahasa Indonesia. Pilihlah suatu tema yang dapat
mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut.
Bahasan Indonesia
• Kompetensi dasar
   Membaca bersuaraKomunikasi
• Materi
   Teks pendek
• Membaca teks pendek dengan
   pelafalan dan intonasi yang
   tepat sehingga mudah dipahami
   orang lain.
Matematika
• Kompetensi dasar
   Melakukan operasi hitung
   bilangan dengan mengguna-
   kannya dalam pemecahan
   masalah
• Materi
   Operasi hitung bilangan
• Hasil belajar
   Melakukan penjumlahan dan
   pengurangan bilangan
Setelah jaringan topik/tema terwujud maka susunlah rencana pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang telah disusun dalam silabus.
25

Contoh rencana pembelajaran.
Tema
Mata pelajaran
Kelas/waktu
Waktu
: komunikasi
: matematika dan bahasa Indonesia
: II/1
: 1 pertemuan (2 jam pelajaran @ 35 menit)
pemecahan masalah.
- membaca bersuara
Materi
Uraian mataeri
Hasil belajar
: - operasi hitung bilangan
- teks pendek
: - operasi penjumlahan
- membaca teks pendek
: - melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
-
membaca teks pendek dengan memperhatikan pelafalan dan
intonasi yang tepat sehingga mudah dipahami orang lain.
Kompetensi dasar : - melakukan operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam
Langkah pembelajaran.
1. Kegiatan awal.
a.
b.
c.
Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang dibahasakan dengan bahasa
anak agar mudah dipahami.
Pemberian motivasi belajar kepada anak misal dengan memberikan semangat dan
pujian.
Apersepsi dengan cara mengulang materi prasyarat antara lain fakta dasar
penjumlahan dan penjumlahan 2 bilangan tanpa menyimpan yang telah dipelajari
siswa di kelas 1.
2. Kegiatan inti.
a. Masing-masing siswa menyimak teks yang diberikan guru dengan judul
″Berkunjung ke rumah paman″ (lihat lampiran 1)
b. Seorang siswa diberi tugas untuk membaca teks dan teman lainnya menyimak
c. Guru membetulkan lafal dan intonasi dari bacaan siswa yang kurang
d. Tanya jawab tentang isi bacaan (lihat lampiran 2)
e. Siswa diberi tugas untuk menentukan hasil penjumlahan dari soal yang diberikan
guru secara individu (lihat lampiran 3)
3. Kegiatan akhir
26

a. Guru memberi tugas beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya
b. Guru memberi PR matematika tentang penjumlahan
Sumber bahan.
buku paket matematika jilid 2A
buku bahasa Indonesia
GBPP matematika kurikulum 2004
GBPP bahasa Indonesia kurikulum 2004
Penilaian.
• penilaian proses (saat membaca teks dan tanya jawab)
penilaian tertulis (saat mengerjakan soal-soal penjumlahan)
Lampiran 1.
Berkunjung ke rumah Paman
Dhika dan Dhiar berkunjung ke rumah paman di desa.
Di perjalanan mereka melihat sawah yang terbentang luas.
Terlihat pak tani menggembala kambing.
Sampai di rumah paman, hari sudah sore.
Kebetulan paman sedang memberi makan itik dan ayamnya.
Dhika bertanya: ″Berapa ekor itiknya paman?″
″Lima puluh tiga ekor,″ jawab paman.
Dhiar bertanya: ″Berapa ekor ayamnya paman?″
″Dua puluh lima ekor,″ jawab paman.
Dhika menyela, ″Berapa banyak telurnya sehari paman?″
″Wah, kalau itik telurnya hanya empat puluh lima butir dan ayam telurnya dua puluh butir,″
jawab paman sambil tersenyum.
″Paman, bolehkah ayamnya dipotong?″ tanya Dhiar.
″O … tidak. Ayam petelur hanya boleh dipotong kalau sudah tidak bertelur lagi,″ jelas paman.
″Ayo anak-anak, kita naik ke rumah. Bibi telah menunggu dan menyediakan makanan untuk
kalian!″ ajak paman.
27

Lampiran 2.
Tanya jawab isi teks.
1. Siapa yang berkunjung ke rumah paman?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Apa yang dilihat Dhika dan Dhiar dalam perjalanan?
Berapa ekor banyaknya itik paman?
Berapa ekor banyaknya ayam paman?
Berapa ekor jumlah binatang peliharaan paman?
Berapa butir banyaknya telur itik paman sehari?
Berapa butir banyaknya telur ayam paman sehari?
Berapa butir jumlah telur itik dan ayam paman sehari?
Lampiran 3.
Tulislah lambang bilangan dan tentukan hasilnya.
1. Dua puluh lima ditambah empat belas
2. Tiga puluh dua ditambah dua belas
3. Tujuh belas ditambah dua puluh dua
4. Empat puluh empat ditambah dua puluh dua
5. Tujuh ditambah empat puluh dua.