KURIKULUM
TEMATIK (TERPADU)
|
Pendekatan
pembelajaran yang ditekankan pada kurikulum 2004 untuk kelas I dan II SD
|
adalah
pendekatan tematik. Menurut Siskandar (2003) bagi guru SD kelas rendah (kelas
1 dan 2
|
yang
siswanya masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang
|
secara
terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran.
Dengan
|
cara
ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I dan II menjadi lebih bermakna,
lebih utuh dan
|
sangat
kontekstual dengan dunia anak – anak.
|
Berdasarkan
hal di atas maka agar lebih memahami tentang pembelajaran dengan
|
pendekataan
tematik perlu kiranya diuraikan hal- hal yang berkaitan dengan teori mengenai
|
pembelajaran
terpadu.
|
A.
Arti Pembelajaran Terpadu
|
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
|
sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
|
pelajaran.
Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan
|
keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna
|
disini
memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
|
konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
|
menghubungkan
antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika
|
dibandingkan
dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
|
menekankan
pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa aktif terlibat dalam
|
proses
pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Hal ini sesuai dengan panduan KBK
|
Depdiknas
(2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar siswa menempati posisi
|
penting
dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu guru dituntut harus
mampu
|
merancang
dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Setiap siswa
|
memerlukan
bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini
|
diharapkan
diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu pengalaman
|
belajar
di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan
|
untuk
berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan hidup yang cakupannya lebih
luas
|
dibanding
hanya sekedar keterampilan.
|
B.
|
1.
|
Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
|
Sebagai
suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
|
Pembelajaran
berpusat pada anak.
|
Pembelajaran
terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena
|
pada
dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
|
memberikan
keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa
|
dapat
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari
suatu
|
pengetahuan
yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
|
2.
|
Menekankan
pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
|
Pembelajaran
terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
|
membentuk
semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan
|
berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata
|
didapat
dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep
|
lain
yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.
Hal
|
ini
diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan
|
perolehan
|
3.
|
belajarnya
|
pada
|
pemecahan
|
masalah-masalah
|
yang
|
nyata
|
dalam
|
kehidupannya.
|
Belajar
melalui pengalaman langsung.
|
Pada
pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada
|
konsep
dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan
|
kegiatan
secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai
|
dengan
fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya.
|
Guru
lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke
|
arah
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan
|
informasi
untuk mengembangkan pengetahuannya.
|
4.
|
Lebih
memperhatikan proses dari pada hasil semata.
|
Pada
pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan
|
terbimbing)
yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai
|
dari
perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu
|
dilaksanakan
dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga
|
memungkinkan
siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
|
5.
|
Sarat
dengan muatan keterkaitan.
|
Pembelajaran
terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
|
gejala
atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut
pandang
|
yang
terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena
|
pembelajaran
dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif
|
dan
bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
|
C.
|
Tujuan
Pembelajaran Terpadu
|
Pembelajaran
terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
|
telah
ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat:
|
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
D.
|
meningkatkan
pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
|
mengembangkan
keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi
|
menumbuhkembangkan
sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang
|
diperlukan
dalam kehidupan.
|
menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,
|
serta
menghargai pendapat orang lain.
|
meningkatkan
gairah dalam belajar.
|
memilih
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
|
Kemanfaatan
Pembelajaran Terpadu
|
Ada
beberapa manfaat menggunakan pembelajaran terpadu.
|
1.
Banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai
keterkaitan
|
konsep
dengan yang dipelajari siswa.
|
2.
Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya
yang
|
dikembangkan
dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.
|
3.
Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan
inter dan
|
antar
mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang
|
sesuai
daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.
|
4.
Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir
kritis
|
untuk
dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
|
5.
Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan
dengan
|
jalan
memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.
|
6.
Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila
situasi
|
pembelajaran
dekat dengan situasi kehidupan nyata.
|
E.
|
Model-model
Pembelajaran Terpadu
|
Menurut
Fogarty (1991) bila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep,
|
keterampilan
dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model
|
pembelajaran yang
dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan pada
|
kurikulum
PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.
|
1.
Model Hubungan/Model Terkait (Connected model)
|
Model
pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit didalam
|
suatu
mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang
|
lain,
satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke
|
keterampilan
yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya.
|
Pada
pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar
|
untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
|
Keunggulan
dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran secara
|
menyeluruh
tentang suatu konsep, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah
|
karena
konsep-konsep pokok dikembangkan terus menerus.
|
Contoh.
|
Guru
menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan
|
konsep
jual beli, untung rugi, simpan pinjam, bunga.
|
2.
Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model)
|
Model
pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan pende-
|
katan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai
|
dengan
menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan
|
dapat
dipilih antara guru dengan siswa atau sesama guru.
|
Setelah
tema disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan
|
sub-sub
tema dengan memperhatikan kaitannya dengan antar
|
mata
pelajaran.
|
Dari
sub-sub tema ini direncanakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
|
Keuntungan
dari model pembelajaran terpadu ini bagi siswa adalah diperolehnya
|
pandangan
hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.
|
Contoh.
|
Siswa
dan guru menentukan tema misal air. Maka guru-guru mata pelajaran dapat
|
mengajarkan
tema air itu ke dalam sub-sub tema, misal siklus air, kincir air, air waduk,
|
air
sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran-mata
pelajaran
|
matematika,
IPA, IPS, Bahasa.
|
3.
Model Terpadu (Integrated model)
|
Model
pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan
|
antar
mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara
|
menggabungkan
beberapa mata pelajaran yaitu dengan
|
menetapkan
|
prioritas
|
dari
|
kurikulum
|
dan
|
menemukan
|
keterampilan,
konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di
|
dalam
beberapa mata pelajaran.
|
Pada
awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang
|
diajarkan
dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misal: matematika, IPS, IPA,
|
dan
bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap
yang
|
memiliki
keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.
|
Keuntungan
dari model ini adalah siswa mudah menghubungkan dan mengaitkan materi
|
dari
beberapa mata pelajaran.
|
F.
Strategi Pembelajaran Terpadu
|
Pembelajaran
terpadu dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu memadukan siswa dan
|
memadukan
materi-materi dari mata pelajaran-mata pelajaran.
|
1.
Integrasi melalui pemaduan siswa
|
Cara
ini memadukan beberapa kelas menjadi 1 kelas, sehingga 1 kegiatan
pembelajaran
|
diikuti
oleh lebih dari satu tingkat usia siswa. Misalnya siswa kelas 1 dan 2 SD
diajar
|
matematika
bersama-sama. Cara ini tentu memerlukan keahlian guru untuk memberikan
|
tugas
yang bertingkat sehingga siswa belajar dari mulai yang mudah menuju ke
tingkat
|
yang
lebih sulit. Siswa kelas 1 dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih
|
pengetahuannya,
sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan
|
pengetahuannya
kepada siswa yang lebih muda.
|
2.
Integrasi materi atau mata pelajaran
|
Cara
ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan
kegiatan
pembelajaran.
Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran
misal:
matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia. Cara ini biasanya dilakukan dengan
memadukan
topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang disebut tematik
unit.
Tematik unit merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema
dasar.
Sedangkan
tema dasar merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa
berdasarkan
kajian keseharian yang dialami siswa dengan penyesuaian dari materi-
materi
yang ada pada kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan
menjadi
banyak tema yang disebut unit tema (sub tema).
|
G.
|
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya ada 2 tahap yang harus
dilalui dalam prosedur pembelajaran terpadu
yaitu:
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan evaluasi.
|
1.
Tahap perencanaan pembelajaran terpadu
|
Perencanaan
pembelajaran pada dasarnya adalah rangkaian rencana yang memuat isi dan
kegiatan
pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, yang akan digunakan
sebagai
pedoman bagi guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam
|
pembelajaran
terpadu perencanaan yang harus dilakukan seorang guru adalah sebagai
|
berikut.
a.
Pemilihan tema dan unit-unit tema
Pemilihan tema ini dapat datang dari staf
pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang
|
studi
dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan musyawarah
|
siswa
menentukan unit temanya. Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh guru
|
dengan
mengacu pada tujuan dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap mata
pelajaran
yang terdapat pada kurikulum. Tema dapat juga dipilih berdasarkan
|
pertimbangan
lain yaitu: tema yang dipilih merupakan konsensus antar siswa, misal
|
dari
buku-buku bacaan, pengalaman, minat, isu-isu yang sedang beredar di
masyarakat
dengan
mengingat ketersediaan sarana dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkat
perkembangan
siswa.
1)
Tema dasar–unit tema
|
Tema dapat muncul dari siswa, kemudian
guru yang mengorganisir atau guru
melontarkan tema dasar, kemudian siswa
mengembangkan unit temanya.
2)
Curah pendapat
Curah pendapat ini bermanfaat untuk
memunculkan tema dasar kemudian
|
dikembangkan
menjadi unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih maka
akan
terbentuk jaring-jaring.
Menurut Herawati (1998) ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi
|
dalam
penentuan tema yaitu:
|
(1)
penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai materi di dalam satu
maupun beberapa mata pelajaran.
(2)
tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu
dalam materi pelajaran, prosedur
penyampaian, serta pemaknaan pengalaman
|
belajar oleh para siswa.
(3)
tema disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa SD sehingga asas
perkembangan berpikir anak dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
(4)
tema harus bersifat cukup problematik atau populer sehingga membuka
|
kemungkinan luas untuk melaksanakan
pembelajaran yang beragam yang
mengandung substantif yang lebih luas
apabila dibandingkan dengan
pembelajaran yang biasa.
Beberapa
prosedur pemilihan/penentuan tema menurut Herawati (1998) adalah
|
sebagai
berikut.
|
(1)
Model ke 1. Pada model ini tema sudah ditentukan atau dipilih oleh guru
|
berdasar pada GBPP beberapa mata
pelajaran yang kemudian dapat
dikembangkan menjadi sub-sub tema atau
unit tema.
(2)
Model ke 2. Pada model ini tema ditentukan bersama antara guru dengan siswa.
|
Meskipun
demikian tema tidak boleh lepas dari materi yang akan dipelajari.
|
(3) Model ke 3. Pada model ini tema
ditentukan oleh siswa dengan bimbingan
guru.
b.
Langkah perencanaan aktivitas
|
Langkah
perencanaan aktivitas di sini meliputi: pemilihan sumber, pemilihan aktivitas
|
dan
perencanaan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran terpadu meliputi berikut
ini.
|
1)
Jenis evaluasi yaitu evaluasi otentik.
2)
Sasaran evaluasi berupa proses dan hasil belajar siswa.
|
3)
Aspek yang dievaluasi
|
Keseluruhan aspek kepribadian siswa dievaluasi
yaitu meliputi kognitif, afektif dan
psikomotor.
4)
Teknik-teknik evaluasi yang digunakan meliputi:
a) observasi (mengamati perilaku hasil
belajar siswa) dengan menggunakan daftar
|
cek, skala penilaian, catatan anekdot.
b)
wawancara guru dan siswa dengan menggunakan pedoman wawancara.
c)
evaluasi siswa
d)
jurnal siswa
|
e) portofolio
f) tes prestasi belajar (baku atau
buatan guru)
c.
Kontrak belajar
|
Kontrak
belajar ini akan memberikan arah dan isi aktivitas siswa dan merupakan suatu
|
kesepakatan antara guru dan siswa.
2.
Tahap pelaksanaan pembelajaran terpadu dan evaluasi
Pada tahap pelaksanaan ini
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini.
a. Aktivitas siswa
|
Aktivitas dapat berupa: pengumpulan
informasi baik kelompok maupun individual,
membaca sumber, wawancara dengan nara
sumber, pengamatan lapangan, eksperimen,
pengolahan informasi, dan penyusunan
laporan.
b.
Kulminasi (sharing) dalam bentuk penilaian proses (merupakan dampak
pembelajaran,
|
dampak
pengiring, prosedur formal dan informal terutama untuk memperoleh balikan)
yaitu
penyajian laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja, pameran, evaluasi.
|
CONTOH
TERAPAN
|
MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK
|
UNTUK
KELAS III SD
|
Telah
disampaikan pada bab II bahwa ada 3 model pembelajaran terpadu yang telah
|
dikenal
oleh guru SD melalui peningkatan jenjang program D-II yang telah diikuti oleh
sebagian
|
besar
guru SD. Tiga model tersebut adalah: (1) model hubungan/terkait (connected
model);
|
(2)
model jaring laba-laba/terjala (webbed model); dan (3) model keterpaduan
(integrated
|
model).
Pada kesempatan penulisan kali ini akan diberikan contoh terapan 2 model
pembelajaran
|
yaitu
model terkait dan model jaring laba-laba.
|
H.
Model Hubungan/Terkait (Connected Model)
|
Pada
model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan cara
|
menghubungkan
satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu
|
keterampilan
ke keterampilan yang lain tetapi masih dalam 1 mata pelajaran. Menurut
|
Hadisubroto
(1998) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model
|
terkait.
Pada pembelajaran model ini konsep, keterampilan atau kemampuan yang
|
ditumbuhkembangkan
di dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dikaitkan
|
dengan
konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan
|
lain
dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang terjadi dapat diadakan secara
spontan
|
atau
direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian kaitan pengalaman belajar yang
|
bermakna
ini akan menjadikan pembelajaran lebih tersambung dan efektif.
|
Berikut
ini akan disajikan contoh terapan model terkait untuk mata pelajaran
matematika di
|
SD.
|
1.
Tahap perencanaan
|
Pada
tahap perencanaan ini guru perlu mencermati isi/materi pokok yang ada pada
|
GBPP
suatu mata pelajaran untuk menentukan keterkaitan antar materi/sub materi
dalam
|
satu
tingkat kelas. Dengan mencermati materi/sub materi tersebut maka guru akan
dapat
|
menentukan
atau menawarkan beberapa tema dasar kepada siswa yang akan diangkat
|
dalam
pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk memberikan
|
masukan
usulan dengan cara curah pendapat sub-sub tema yang akan dipilih dalam
|
pembelajaran
dan guru mengarahkannya. Bila tidak memungkinkan untuk diadakannya
|
curah
pendapat karena keterbatasan kemampuan siswa, maka guru dapat langsung
|
menentukan
tema/sub tema yang disesuaikan dengan materi/sub materi yang ada pada
|
GBPP
suatu mata pelajaran.
|
Contoh.
|
Pada
draf final GBPP matematika SD kurikulum 2004 untuk kelas III tercantum
|
beberapa
materi inti sebagai berikut.
|
(1)
Materi pokok: pengukuran
|
a.
Hasil belajar yang diharapkan
|
-
menentukan hubungan antar satuan
|
b.
Sub materi
|
-
menentukan hubungan antar satuan berat: kg, ons, dan gram
|
-
menggunakan satuan berat kg, ons, dan gram dalam masalah sehari-hari.
|
(2)
Materi pokok: operasi hitung bilangan
|
a.
Hasil belajar yang diharapkan
|
-
memecahkan masalah yang melibatkan uang
|
b.
Sub materi
|
-
mengenal berbagai nilai mata uang
|
-
jual beli kebutuhan sehari-hari
|
(3)
Materi pokok: operasi hitung bilangan
|
a.
Hasil belajar yang diharapkan
|
-
melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
|
b.
Sub materi
|
-
mengenal bilangan sampai ribuan
|
10
|
- operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan
|
Dari
ketiga materi pokok/sub materi yang ada tersebut maka guru dapat
|
menentukan
tema pembelajaran yang akan dilaksanakan. Misalkan tema yang diambil
|
adalah
belanja. Dalam hal ini guru perlu menyusun dan merencanakan pembelajaran
|
yang
mengaitkan belanja dengan materi pokok/sub materi pokok yang ada di atas.
|
Dengan
demikian alternatif bagan dari tema dan sub tema yang diambil dapat disajikan
|
sebagai
berikut.
|
Uang
|
Belanja
|
Barang
|
Kalkulasi
Harga
|
Rincian
bagan di atas sesuai dengan materi yang ada pada GBPP adalah sebagai berikut.
|
•
|
•
|
Uang
mengenal
berbagai
nilai
mata uang
pemanfaatan
dalam
jual
beli
|
Barang
dalam pengukuran
•
menentukan hubungan
antar satuan berat kg dan
ons
•
menggunakan satuan
berat kg dan ons
|
Belanja
|
Bilangan untuk kalkulasi harga
•
mengenal bilangan sampai dengan ribuan
• operasi
hitung penjumlahan dan
pengurangan
|
Aktifitas
yang akan dilaksanakan dapat direncanakan menjadi beberapa kali
|
pertemuan
yang meliputi 4 kegiatan. Dalam satu kegiatan dapat dilaksanakan beberapa
|
kali
pertemuan tergantung kepadatan dan ketuntasan dari materi yang ingin dicapai.
|
Pada
setiap kegiatan guru dapat melaksanakan penilaian baik proses maupun akhir
|
kegiatan.
Sebagai contoh dapat direncanakan sebagai berikut.
|
11
|
(1) Kegiatan 1
|
Dalam
kegiatan ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan suatu
|
bilangan
yang meliputi ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan. Media yang harus
|
disediakan
antara lain kertas atau kayu yang berbentuk kubus untuk mewakili ribuan,
|
petak
10 × 10 mewakili ratusan, karton petak 10 mewakili puluhan, dan petak satuan.
|
Atau
dapat pula menggunakan lidi atau sedotan yang diikat.
|
satuan
|
ribuan
bentuk
kubus
|
ratusan
|
puluhan
|
Sedangkan
untuk mengenalkan nilai tempat dapat menggunakan kantong nilai
ratusanpuluhansatuanribuan
tempat
dan sedotan.
|
Kantong
nilai tempat
|
tempat
ribuan
|
tempat
ratusan
|
tempat
puluhan
|
tempat
satuan
|
Bilangan
tersebut adalah 1301 atau seribu tiga ratus satu.
|
Contoh
kartu bilangan yang digunakan untuk melatih keterampilan siswa dalam
|
menentukan
pembacaan dan penulisan suatu bilangan.
|
kartu
bilangan
|
4005
|
lima
ribu lima
|
ratus
empat
|
Setelah
siswa terampil membaca dan menuliskan bilangan sampai dengan ribuan
|
maka
dilanjutkan dengan menjumlah dan mengurangkan bilangan hanya terbatas
|
cara
membacanya empat ribu lima.
|
cara
menulis 5504.
|
12
|
ribuan dan ratusan saja.
Contoh 3.000 + 2.000 = 5.000; 2.500 + 2.500 = 5.000;
|
5.000
– 2.000 = 3.000; 5.000 – 1.500 = 3.500.
|
(2)
Kegiatan 2
|
Pada
pembelajaran kegiatan 2 ini guru mengenalkan nilai berbagai mata uang;
|
misal:
lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan serta manfaat dari uang antara
|
lain
untuk jual beli. Media yang harus disiapkan ialah uang-uangan atau model
|
peraga
mata uang yang nilainya lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan.
|
Pada
tahap ini dikenalkan pula nilai tukar mata uang. Contoh: 1 lembar lima
|
ribuan
ditukar menjadi 5 lembar ribuan, 1 lembar ribuan ditukar menjadi 2 lembar/ 2
|
keping
lima ratusan dan seterusnya.
|
5
lembar uang ribuan
|
atau
5 keping uang ribuan
|
13
|
(3) Kegiatan 3
|
Pada
kegiatan 3 ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan
|
pengukuran
berat yang berkaitan dengan cara menimbang, menimbang barang-
|
barang
yang beratnya 1 kg, 2 kg, 1 ons, 2 ons, 5 ons atau
|
1
kg. Barang-barang yang
2
|
ditimbang
merupakan barang-barang yang dijumpai siswa dalam keseharian antara
|
lain:
gula, beras, terigu, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.
|
Tahap
selanjutnya guru mengaitkan hubungan antar satuan yaitu 1 kg = 10 ons,
|
2
kg = 20 ons, 5 ons disebut
|
1
kg dan seterusnya. Guru dapat pula memberi
tugas
2
|
kepada
siswa untuk melakukan penjumlahan dari barang-barang yang ditimbang
|
misal:
1 kg beras ditambah 2 kg beras atau 1 kg + 2 kg = 3 kg, 3 ons gula dan 4 ons
|
gula
atau 3 ons + 4 ons = 7 ons dan seterusnya.
|
2.
Tahap pelaksanaan
|
Untuk
contoh tahap pelaksanaan pada penulisan ini hanya akan dibahas mengenai
|
kegiatan
4 saja yaitu kegiatan yang merupakan gabungan dari pengetahuan dan
|
keterampilan
pada kegiatan 1 sampai dengan 3 pada tahap perencanaan yang dibahas di
|
atas.
|
a.
Materi prasyarat
|
Materi
prasyarat dalam pembelajaran kegiatan 4 ini meliputi materi-materi
|
yang
telah dikenal siswa pada kegiatan 1 sampai dengan 3.
|
-
|
-
|
-
|
pengukuran
berat kg dan ons; hubungan antar satuan berat yaitu 1 kg = 10 ons
|
mengenal
nilai mata uang lima ribuan, ribuan, lima ratusan, ratusan
|
terampil
operasi penjumlahan dan pengurangan untuk ribuan dan ratusan
|
b.
Media
|
Media
yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi:
|
-
|
-
|
timbangan
|
barang-barang
yang dapat ditimbang misal beras, kacang hijau, gula, kedelai.
|
Dalam
hal ini penjual dapat menyiapkan untuk menimbang barang-barang
|
terlebih
dulu sebelum pembeli datang. Misal gula disiapkan dalam kantong-
|
kantong
yang beratnya
|
1
kilogram,
4
|
1
kilogram, 1 kilogram. Atau bila
2
|
14
|
dikehendaki
dapat pula saat transaksi itu baru dilaksanakan pengukuran, agar
|
pembeli
juga ikut menyaksikan proses penimbangan
|
-
|
uang-uangan
atau model peraga mata uang yang terdiri dari lima ribuan, ribuan,
|
lima
ratusan, ratusan.
|
c.
Metode/strategi
|
Dalam
pembelajaran terpadu diperlukan metode yang bervariasi atau multi
|
metode.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kebermaknaan
|
pengalaman
belajar bagi siswa sehingga tercipta kesempatan memperoleh hasil
|
belajar
yang bervariasi. Pendekatan yang selama ini digunakan oleh guru yaitu
|
pendekatan
yang menekankan pada ceramah atau transfer ilmu, sudah harus
|
dilengkapi
dengan pendekatan-pendekatan lain yang beragam, menarik dan
|
menyenangkan
atau pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
|
Menyenangkan).
|
d.
Skenario KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
|
Dalam
pembelajaran dengan tema belanja ini, skenario yang paling cocok
|
adalah
bermain peran. Dengan bermain peran siswa seakan-akan bermain, tetapi
|
sebetulnya
siswa juga berpikir dan bertindak, yaitu siswa melakukan penimbangan,
|
penghitungan
barang dan uang, berkomunikasi dengan orang lain, terampil menjadi
|
pembeli
dan penjual.
|
Alternatif
jalannya pembelajaran dapat disampaikan sebagai berikut.
|
(1)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri
|
dari
4 sampai dengan 5 orang. Pembagian tugas setiap kelompok diatur sebagai
|
berikut.
Tiga orang sebagai pembeli, 1 orang sebagai penjual, dan 1 orang
|
sebagai
pengamat. Tugas pengamat adalah mengamati proses terjadinya jual beli
|
barang-barang,
penghitungan barang yang dibeli, penghitungan harga,
|
pembayaran
dan pengembalian. Mengingat tugas pengamat yang begitu penting,
|
maka
siswa yang ditunjuk sebagai pengamat ini harus mempunyai kelebihan
|
pengetahuan
dan keterampilan dibanding teman yang lain. Siswa yang bertugas
|
sebagai
penjual dan pembeli dapat bergantian dalam proses jual beli pada 1
|
periode
yang telah ditentukan sampai selesai.
|
(2)
Setiap siswa yang bertugas sebagai pembeli diberi sejumlah uang yang telah
|
ditentukan
misal Rp 5.000,00 untuk dibelikan sejumlah barang yang mereka
|
inginkan,
dan diharapkan uang yang dipunyai tidak dihabiskan atau masih ada
|
uang
kembali. Penjual juga diberi modal berupa barang-barang yang dijual dan
|
mata
uang yang bernilai kecil sebagai uang kembalian.
|
(3)
Bila transaksi periode 1 telah selesai maka dapat dilanjutkan ke periode 2,
|
dengan
cara mengganti peran petugas penjual menjadi pembeli.
|
15
|
Sedangkan
salah satu pembeli berganti peran menjadi penjual. Kegiatan ini
|
diteruskan
sehingga masing-masing siswa pernah bertugas sebagai pembeli
|
maupun
penjual.
|
e.
Penilaian
|
Dalam
pembelajaran ini guru bekerja bersama-sama dengan pengamat untuk
|
membantu
individu maupun kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Guru secara
|
terus
menerus melakukan pengamatan dan penilaian baik secara individu maupun
|
kelompok.
Aspek-aspek penilaian dapat berupa: (1) partisipasi masing-masing siswa
|
dalam
kerja kelompok, (2) kekompakan kelompok, (3) produktivitas kelompok, (4)
|
toleransi
dan sikap, (5) penggunaan bahasa dalam komunikasi, (6) keterampilan
|
menimbang
dan menghitung uang. Teknik yang digunakan dalam menarik
|
kesimpulan
penilaian dapat beragam misalnya melalui: daftar check, pengamatan,
|
penyajian
laporan secara individu dari pengalaman siswa saat menjadi pembeli
|
maupun
penjual, maupun tes tertulis setelah proses pembelajaran selesai. Misal:
|
operasi
penjumlahan atau pengurangan bilangan, uang dan satuan berat, hubungan
|
antar
satuan berat.
|
I.
|
Model
Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed Model)
|
Pada
model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema
|
yang
disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran. Sehingga siswa
memperoleh
|
pandangan
hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda.
|
Menurut
Tisno (1998) dalam pembelajaran terpadu model terkait, pelajaran dimulai dari
|
suatu
tema. Tema diramu dari pokok-pokok bahasan atau sub-sub pokok bahasan dari
|
beberapa
mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep, keterampilan, atau kemampuan
|
yang
ingin dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan kondisi kelas/sekolah/guru
dan
|
lingkungan.
Keuntungan dari model ini antara lain siswa mempunyai motivasi tinggi karena
|
pelajaran
melalui tema ini akan memudahkan siswa dalam melihat bagaimana berbagai
|
kegiatan
dan gagasan dapat saling terkait tanpa harus melihat batas-batas pemisah
beberapa
|
mata
pelajaran.
|
1.
Tahap perencanaan.
|
Pada
contoh model terjala ini ditentukan guru yang memilihkan tema dengan cara
|
melihat
keterkaitan materi-materi yang ada pada draf GBPP kurikulum 2004 untuk
|
beberapa
mata pelajaran pada kelas III SD. Dari hasil telaah GBPP tersebut, maka dapat
|
disampaikan
beberapa materi/sub materi yang saling terkait yaitu uang.
|
•
IPS
|
Uang
|
16
|
- uang yang beredar di
masyarakat
|
-
kegunaan uang
|
-
contoh cara mengelola uang yang baik
|
-
manfaat mengelola uang dengan baik
|
•
Matematika
|
Uang
|
-
mengenal berbagai nilai mata uang rupiah
|
-
menentukan kesetaraan nilai tukar mata uang dengan berbagai satuan uang
lainnya
|
•
Bahasa Indonesia
|
Berbicara
|
-
cerita tentang pengalaman yang lucu, menarik, atau mengesankan yang berkaitan
|
dengan
kegiatan sehari-hari
|
Menulis
|
-
cerita tentang kegiatan sehari-hari mengenai pengalaman atau kejadian yang
|
terjadi
di lingkungan
|
•
Sains
|
Benda
dan kegunaannya
|
-
contoh benda-benda yang banyak digunakan untuk tujuan tertentu misal: kayu,
|
plastik,
kertas, logam
|
Dari
keempat mata pelajaran tersebut disampaikan dalam bentuk bagan sebagai
|
berikut.
|
Matematika
|
IPS
|
Uang
|
Sains
|
Bahasa
Indonesia
|
Alternatif
penjabaran antara tema dengan mata pelajaran tersebut adalah sebagai
|
berikut.
|
•
Mengenal
•
Nilai tukar
|
Matematika
|
17
|
•
Spesifikasi: macam, bentuk dan
warna
•
Kegunaan
•
Pengelolaan
|
Dari
bagan di atas guru dapat menjabarkan dalam alternatif rancangan pembelajaran
|
terpadu
dengan tema uang. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam kegiatan
|
pembelajaran
tersebut meliputi:
|
(a)
kompetensi yang ingin dicapai untuk siswa
|
(b)
susunan materi
|
(c)
media
|
(d)
strategi
|
(e)
penilaian
|
Uraian
dari kelima komponen di atas adalah sebagai berikut.
|
(a)
Kompetensi dasar yang ingin dicapai antara lain:
|
•
siswa dapat menyebutkan tentang manfaat atau kegunaan dari uang
|
• siswa
dapat menyebutkan bentuk dan bahan pembuatan uang
|
•
siswa dapat menyebutkan satuan nilai mata uang yang beredar di Indonesia
|
•
siswa dapat menyebutkan paling sedikit 5 nama mata uang asing yang beredar
|
di
beberapa negara
|
•
siswa dapat menyebutkan badan penyimpan uang dan nama atau jenis
|
penyimpanannya
|
•
siswa dapat menentukan nilai tukar mata uang
|
18
|
•
siswa dapat menyusun suatu karangan tentang pemanfaatan uang yang
|
diketahui
siswa dalam keseharian.
|
(b)
Susunan materi
|
Alternatif
materi-materi yang dapat disampaikan tersusun sebagai berikut.
|
•
Sejarah dan manfaat atau kegunaan uang
|
Pada
kehidupan manusia primitif uang belum mereka kenal. Kehidupan
|
mereka
berpindah-pindah dari tempat yang satu ketempat lain untuk dapat
|
menunjang
kehidupannya. Karena itu sering terjadi perebutan dan perampasan
|
antar
kelompok atau suku untuk berebut daerah subur. Akal dan budaya belum
|
maju,
sehingga pola menukar untuk memenuhi kebutuhan tidak mereka kenal.
|
Setelah
peradaban lebih maju maka barang kebutuhan yang tidak mereka
|
hasilkan
sendiri diperoleh dengan cara tukar menukar (barter), misal menukar
|
hasil
buruan dengan makanan. Pada perkembangan berikutnya diciptakan alat
|
tukar
yang disetujui semua pihak, misal perak, emas. Selanjutnya karena
|
membawa
sejumlah logam dalam jumlah banyak dirasakan berat maka
|
mulailah
orang memikirkan membuat suatu alat tukar dari logam yang lebih
|
praktis
dengan bentuk, ukuran, dan gambar-gambar tertentu. Alat-alat tukar
|
inilah
yang merupakan cikal bakal dari uang logam yang ada sekarang ini.
|
Menurut
Abdullah (2000) uang adalah suatu benda/alat dengan satuan
|
hitung
tertentu yang dapat digunakan menjadi alat pembayaran yang sah dalam
|
berbagai
transaksi pada wilayah tertentu.
|
•
Bentuk dan bahan pembuatan uang
|
Mata
uang yang beredar berbentuk persegipanjang dan bulat dengan bahan
|
pembuatan
yang berbeda yaitu:
|
(1)
uang kertas berbentuk persegipanjang terbuat dari kertas
|
(2)
uang logam berbentuk bulat pipih
|
bergelombang
atau rata
|
(3)
uang plastik berbentuk persegipanjang yang terbuat dari plastik
|
•
Satuan nilai uang yang beredar di Indonesia dan asing.
|
Satuan
nilai (moneter) yang beredar dan berlaku di Indonesia ialah rupiah
|
dengan
pecahan mata uang 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500
|
rupiah,
1000 rupiah, 10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah dan 100.000
|
rupiah.
Mulai pecahan 25 rupiah sampai dengan 50.000 rupiah baik yang kertas
|
maupun
logam dicetak oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang
|
Republik
Indonesia) di Jakarta, sedangkan pecahan uang 100.000 rupiah yang
|
19
|
dengan
pinggiran bergerigi,
|
terbuat dari bahan plastik
dicetak di Australia. Semua uang yang beredar di
|
masyarakat
dicetak atas pesanan Bank Indonesia (Bank Sentral).
|
Contoh.
|
Bila
kita perhatikan uang kertas yang beredar di Indonesia antara gambar
|
utama
muka dan belakang memiliki hubungan dari segi tema. Misal uang 1.000
|
rupiah
yang bergambar Pattimura pada bagian depan, maka pada bagian
|
belakang
bergambar pulau Maitara dan Tidore di Maluku, karena Pattimura
|
berasal
dari Maluku.
|
Untuk
mengamankan uang kertas yang dibuat (agar tidak mudah
|
dipalsukan),
maka ditanamlah benang pengaman dan tanda air. Benang
|
pengaman
letaknya membujur seperti garis lurus yang ditanam dalam kertas
|
uang
pada saat pembuatan kertas uang. Tanda air adalah gambar transparan
|
yang
biasanya diletakkan di sebelah kanan gambar muka uang. Gambar tanda
|
air
akan terlihat jelas bila orang menerawangkan uang ke arah cahaya lampu
|
atau
sinar.
|
Satuan
nilai mata uang yang beredar dibeberapa negara dapat dicontohkan
|
untuk
negara-negara berikut.
|
Negara
Malaysia
Singapura
Filipina
Jepang
Thailand
Arab
Saudi
|
Nama Satuan nilai
Ringgit
Dollar
Singapura
Peso
Yen
Baht
Real
|
20
|
Inggris
USA
Belanda
Jerman
Kuwait
India
Australia
China
Perancis
Italia
|
Poundsterling
Dollar
Amerika
Gulden
Mark
Dinar
Rupe
Dollar
Australia
Yuan
Franc
Lira
|
•
Nilai tukar mata uang di Indonesia.
|
Nilai
tukar mata uang dapat dikenalkan setelah siswa mempelajari tentang
|
nilai
mata uang yang ada.
|
Contoh.
|
atau
|
•
Badan pengelola uang dan bentuk penyimpanannya.
|
Badan
yang mengelola uang masyarakat disebut Bank, baik bank Negara
|
maupun
Bank Swasta. Bank Negara meliputi BNI, Bank Mandiri, BRI.
|
Sedangkan
Bank Swasta antara lain BCA, BII. Baik Bank Swasta maupun
|
Bank
Negara di bawah kendali Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Ada
|
beberapa
contoh penyimpanan uang masyarakat yang dikelola oleh bank yaitu
|
berbentuk
tabungan misal tabungan biasa, deposito (tabungan berjangka),
|
tabungan
perumahan, tabungan haji, dan lain-lain.
|
(c)
Media
|
Media
yang dapat disiapkan untuk kegiatan pembelajaran terpadu ini adalah
|
sebagai
berikut.
|
•
Pecahan mata uang asli dan uang mainan atau model peraga mata uang
|
25
rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500 rupiah, 1.000 rupiah, 5.000
|
rupiah,
10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah, 100.000 rupiah.
|
•
Kartu yang menggambarkan/mencantumkan nilai uang, baik yang berbentuk
|
persegipanjang
maupun lingkaran.
|
•
Uang-uangan menggambarkan mata uang asing.
|
(d)
Metode/strategi
|
21
|
Dalam
pembelajaran terpadu ini diperlukan metode yang bervariasi atau multi
|
metode.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kebermaknaan
|
pengalaman
belajar bagi siswa sehingga tercipta kesempatan memperoleh hasil
|
belajar
yang maksimal. Pendekatan PAKEM diharapkan benar-benar diterapkan
|
dalam
pembelajaran terpadu ini.
|
(e)
Penilaian
|
Penilaian
yang paling cocok dalam pembelajaran terpadu ini meliputi; tes,
|
penilaian
proses dalam kelompok, hasil lomba antar kelompok, dan hasil
|
karangan
siswa.
|
2.
Tahap pelaksanaan.
|
Untuk
tahap pelaksanaan akan dicontohkan secara singkat mengenai alternatif
|
kegiatan
belajar mengajar yang dapat dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan
|
tergantung
pada kesiapan dan kondisi dari sekolah. Pada contoh ini pembelajaran
|
dilaksanakan
dalam 4 bagian kegiatan.
|
a.
Kegiatan ke-1 (1 kali pertemuan)
|
Pembahasan
pada kegiatan 1 ini meliputi materi-materi tentang: sejarah dan
|
manfaat
dari uang; nama satuan nilai uang yang beredar di Indonesia dan negara
|
tetangga.
Pembelajaran yang dilaksanakan bersifat klasikal dengan contoh-contoh
|
keseharian
dari manfaat uang yang dikenal siswa. Secara aktif siswa dapat dilibatkan
|
untuk
menceritakan tentang kegunaan dari uang yang mereka miliki dalam
|
keseharian.
Siswa juga dapat memperlihatkan uang saku atau uang yang mereka bawa
|
dan
mengatakannya pengelolaan/pemanfaatan dari uang saku tersebut.
|
Selanjutnya
guru dapat merangkum dan melengkapi cerita-cerita yang
|
disampaikan
siswa dan menyampaikan kembali dalam bentuk urutan materi ajar yang
|
memang
telah disiapkan untuk disampaikan sesuai dengan perencanaan yang ada.
|
Penilaian
pada kegiatan 1 ini berbentuk penilaian proses, yaitu saat siswa bercerita
|
dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
|
b.
Kegiatan ke-2 (2 kali pertemuan)
|
Kegiatan
belajar mengajar pada bagian 2 ini membahas tentang pecahan mata
|
uang
yang beredar di Indonesia dan nilai tukar mata uang. Dengan menggunakan
|
media
uang yang sesungguhnya guru memberi tugas kepada siswa secara
|
berkelompok
untuk mengamati ciri-ciri uang yang beredar, yaitu mengenai bentuk,
|
22
|
bahan, gambar,
tulisan-tulisan yang ada, benang pengaman pada uang kertas maupun
|
gambar
tanda air yang ada. Siswa melaporkan hasil pengamatannya melalui wakil
|
dari
kelompoknya dapat secara lisan maupun tertulis. Guru dapat melengkapi hasil
|
laporan
kelompok tersebut dalam bentuk uraian materi secara urut dan lengkap.
|
Pembahasan
dilanjutkan dengan mengenalkan nilai tukar mata uang dalam
|
bentuk
kegiatan klasikal yang melibatkan siswa secara aktif. Guru dapat menunjuk
|
beberapa
siswa yang telah mampu melakukan penukaran pecahan mata uang yang
|
satu
ke yang lain, untuk disampaikan atau dicontohkannya kepada temannya. Dengan
|
menggunakan
media uang-uangan guru mengulang dan melengkapi contoh-contoh
|
yang
disampaikan oleh siswa.
|
Untuk
lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam menentukan nilai tukar
|
mata
uang, maka pada pertemuan berikutnya guru dapat melakukan lomba antar
|
kelompok
dengan media uang-uangan dari kertas. Setiap kelompok mendapat
|
beberapa
pecahan mata uang yang telah ditentukan. Dengan menyebut nilai mata
|
uang
yang dipegangnya, guru menyuruh kelompok siswa mencari nilai tukar mata
|
uangnya.
Sehingga dapat terjadi antar kelompok menyatakan jawaban yang berbeda.
|
Contoh.
|
Untuk
mata uang 5.000 rupiah dapat ditukar dengan beberapa pecahan mata uang
|
yang
berbeda.
|
Kelompok
1 menjawab 5 lembar uang kertas 1.000 rupiahan.
|
Kelompok
2 menjawab 5 keping uang logam 1.000 rupiahan.
|
Kelompok
3 menjawab 10 keping uang logam 500 rupiahan.
|
Kelompok
4 menjawab 10 lembar uang kertas 500 rupiahan dan sebagainya.
|
Jawaban
dari kelompok 1.
|
1.000
|
1.000
|
5.000
|
kartu
5.000
|
1.000
|
1.000
|
Jawaban
dari kelompok 3.
|
5.000
|
500
23 500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
Penilaian
pada kegiatan 2 ini dapat dilakukan saat proses pembelajaran maupun
|
kegiatan
lomba secara kelompok.
|
c.
Kegiatan ke-3 (2 kali pertemuan)
|
Pembahasan
pada kegiatan 3 ini meliputi materi tentang lembaga atau badan
|
usaha
yang mengelola uang baik milik negara maupun Swasta di antaranya Bank.
|
Dengan
strategi tanya jawab guru dapat melibatkan siswa secara aktif untuk
|
membahas
materi tentang tugas dan kewenangan dari Bank yang berhubungan
|
dengan
penerbitan uang dan pengelolaan uang yaitu tabungan. Dengan menggunakan
|
metode
tanya jawab guru membahas tentang penerbitan uang yang dilakukan oleh
|
PERURI
atas pesanan Bank Indonesia (Bank Sentral). Guru juga menerangkan
|
tentang
gerakan menabung bagi siswa yang mempunyai uang dan cara-cara
|
menabung
di Bank. Guru menyiapkan siswa dalam kegiatan berikutnya yaitu
|
mengunjungi
Bank terdekat dalam kegiatan praktek menabung dan menukar mata
|
uang
serta poin-poin penting dalam pembuatan laporan individual setelah selesai
|
kunjungan.
|
Pada
pertemuan berikutnya guru mengajak siswa untuk praktek menabung di
|
Bank
yang terdekat. Bila keadaan memungkinkan setiap siswa dapat menabung atas
|
nama
diri sendiri, atau atas nama kelas bila uang yang ditabung merupakan iuran
dari
|
siswa.
Guru dapat meminta petugas Bank untuk melayani dan menerangkan tata cara
|
menabung
dan tugas Bank yang lain yaitu tempat penukaran mata uang, baik mata
|
uang
rupiah maupun mata uang asing. Guru memberikan bimbingan pembuatan
|
laporan
kunjungan. Penilaian pada kegiatan ini adalah penilaian proses dan hasil
|
laporan.
|
d.
Kegiatan ke-4 (1 kali pertemuan)
|
Pada
kegiatan 4 ini guru menugaskan beberapa siswa menyampaikan laporan
|
kunjungannya.
Guru memilih hasil laporan beberapa siswa yang menemuhi kriteria
|
baik,
untuk ditempelkan pada papan tempel.
|
24
|
BAB IV
|
CONTOH
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK UNTUK KELAS II SD
|
Pada
tahap ini guru perlu mencermati isi/materi pokok dan kompetensi dasar untuk
|
beberapa
mata pelajaran dalam kelas dan semester sama yang pembelajarannya akan
|
dipadukan
misal matematika dan bahasa Indonesia. Pilihlah suatu tema yang dapat
|
mempersatukan
kompetensi-kompetensi tersebut.
|
Bahasan
Indonesia
•
Kompetensi dasar
Membaca bersuaraKomunikasi
•
Materi
Teks pendek
•
Membaca teks pendek dengan
pelafalan dan intonasi yang
tepat sehingga mudah dipahami
orang lain.
|
Matematika
•
Kompetensi dasar
Melakukan operasi hitung
bilangan dengan mengguna-
kannya dalam pemecahan
masalah
•
Materi
Operasi hitung bilangan
•
Hasil belajar
Melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan
|
Setelah
jaringan topik/tema terwujud maka susunlah rencana pembelajaran sesuai dengan
|
alokasi
waktu yang telah disusun dalam silabus.
|
25
|
Contoh
rencana pembelajaran.
|
Tema
|
Mata
pelajaran
|
Kelas/waktu
|
Waktu
|
:
komunikasi
|
:
matematika dan bahasa Indonesia
|
:
II/1
|
:
1 pertemuan (2 jam pelajaran @ 35 menit)
|
pemecahan
masalah.
|
-
membaca bersuara
|
Materi
|
Uraian
mataeri
|
Hasil
belajar
|
:
- operasi hitung bilangan
|
-
teks pendek
|
:
- operasi penjumlahan
|
-
membaca teks pendek
|
:
- melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
|
-
|
membaca
teks pendek dengan memperhatikan pelafalan dan
|
intonasi
yang tepat sehingga mudah dipahami orang lain.
|
Kompetensi
dasar : - melakukan operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam
|
Langkah
pembelajaran.
|
1.
Kegiatan awal.
|
a.
|
b.
|
c.
|
Guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang dibahasakan dengan bahasa
|
anak
agar mudah dipahami.
|
Pemberian
motivasi belajar kepada anak misal dengan memberikan semangat dan
|
pujian.
|
Apersepsi
dengan cara mengulang materi prasyarat antara lain fakta dasar
|
penjumlahan
dan penjumlahan 2 bilangan tanpa menyimpan yang telah dipelajari
|
siswa
di kelas 1.
|
2.
Kegiatan inti.
|
a.
Masing-masing siswa menyimak teks yang diberikan guru dengan judul
|
″Berkunjung
ke rumah paman″ (lihat lampiran 1)
|
b.
Seorang siswa diberi tugas untuk membaca teks dan teman lainnya menyimak
|
c.
Guru membetulkan lafal dan intonasi dari bacaan siswa yang kurang
|
d.
Tanya jawab tentang isi bacaan (lihat lampiran 2)
|
e.
Siswa diberi tugas untuk menentukan hasil penjumlahan dari soal yang
diberikan
|
guru
secara individu (lihat lampiran 3)
|
3.
Kegiatan akhir
|
26
|
a.
Guru memberi tugas beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya
|
b.
Guru memberi PR matematika tentang penjumlahan
|
Sumber
bahan.
|
•
|
•
|
•
|
•
|
buku
paket matematika jilid 2A
|
buku
bahasa Indonesia
|
GBPP
matematika kurikulum 2004
|
GBPP
bahasa Indonesia kurikulum 2004
|
Penilaian.
•
penilaian proses (saat membaca teks dan tanya jawab)
|
•
|
penilaian
tertulis (saat mengerjakan soal-soal penjumlahan)
|
Lampiran
1.
|
Berkunjung
ke rumah Paman
Dhika
dan Dhiar berkunjung ke rumah paman di desa.
|
Di
perjalanan mereka melihat sawah yang terbentang luas.
Terlihat
pak tani menggembala kambing.
Sampai
di rumah paman, hari sudah sore.
|
Kebetulan
paman sedang memberi makan itik dan ayamnya.
|
Dhika
bertanya: ″Berapa ekor itiknya paman?″
|
″Lima
puluh tiga ekor,″ jawab paman.
|
Dhiar
bertanya: ″Berapa ekor ayamnya paman?″
|
″Dua
puluh lima ekor,″ jawab paman.
|
Dhika
menyela, ″Berapa banyak telurnya sehari paman?″
|
″Wah,
kalau itik telurnya hanya empat puluh lima butir dan ayam telurnya dua puluh
butir,″
|
jawab
paman sambil tersenyum.
|
″Paman,
bolehkah ayamnya dipotong?″ tanya Dhiar.
|
″O
… tidak. Ayam petelur hanya boleh dipotong kalau sudah tidak bertelur lagi,″
jelas paman.
|
″Ayo
anak-anak, kita naik ke rumah. Bibi telah menunggu dan menyediakan makanan
untuk
|
kalian!″
ajak paman.
|
27
|
Lampiran
2.
Tanya
jawab isi teks.
1.
Siapa yang berkunjung ke rumah paman?
|
2.
3.
4.
|
5.
6.
7.
|
8.
|
Apa
yang dilihat Dhika dan Dhiar dalam perjalanan?
Berapa
ekor banyaknya itik paman?
Berapa
ekor banyaknya ayam paman?
|
Berapa
ekor jumlah binatang peliharaan paman?
Berapa
butir banyaknya telur itik paman sehari?
Berapa
butir banyaknya telur ayam paman sehari?
|
Berapa
butir jumlah telur itik dan ayam paman sehari?
|
Lampiran
3.
Tulislah
lambang bilangan dan tentukan hasilnya.
1.
Dua puluh lima ditambah empat belas
2.
Tiga puluh dua ditambah dua belas
3.
Tujuh belas ditambah dua puluh dua
4.
Empat puluh empat ditambah dua puluh dua
5.
Tujuh ditambah empat puluh dua.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar